Konflik yang masih saja meletup di Papua membuat banyak kontroversi wacana mengenai pemekaran sebagai salah satu solusi menyelesaikannya. Gubernur terpilih Papua, Lukas Enembe sendiri menyatakan pandangannya bahwa pemekaran bukanlah satu-satunya jalan final untuk kedamaian di tanah Papua.
Menurutnya hingga kini, upaya tersebut tidak juga meningkatkan ekonomi, investasi, dan pelayanan publik di Papua. "Dengan pemekaran, masalah sosial akan terus muncul. Sampai hari ini, tetap tidak ada peningkatan ekonomi, investasi dan pelayanan publik pada kabupaten yang telah dimekarkan," kata Lukas di Jakarta, Selasa (26/2).
Lukas melihat bahwa pemekaran akan gagal jika dilakukan saat ini akibat kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di Papua. "Orang masih golongan 2A, kita paksa jadi kepala dinas kan tidak masuk akal. Sedangkan, kalau ada orang luar masuk mengisi tempat di Papua, nanti akan menjadi masalah lagi," terangnya.
Masalah separatisme juga dilihat Lukas menjadi satu ganjalan tersendiri. Ironi situasi memperlihatkan bahwa semakin banyak tentara di Papua, maka separatisme semakin berkobar. "Pengalaman saya, semakin banyak tentara ada di Puncak Jaya, mereka saudara-saudara kita itu berpesta karena mereka bisa mengambil senjata. Mereka itu lebih hebat daripada kopassus, gegana, atau tim lainnya. Mereka bisa bikin mesiu dalam lima menit saja. Mereka sudah sangat terlatih," jelas Lukas.
Terakhir, masalah anggaran menjadi satu penyebab lambatnya pertumbuhan di bumi cendrawasih tersebut. Lukasm mengakui bahwa saat dirinya menjadi Bupati, dana yang digelontorkan hanya Rp 59 Miliar Rupiah. "Dengan Rp 59 M saja, saya di Papua hanya bisa membangun dua jembatan. Dana dari pemerintah masih kurang, Papua masih butuh lebih," ungkapnya.
Konflik terjadi ketika perhatian dan kasih terhadap sesama hilang dan tidak disebarkan oleh para pemimpin, baik pemimpin yang memegang sistem dan juga pelaksana sistem. Jika ketamakan dan sifat mau menang sendiri dapat diatasi oleh para pemegang kekuasaan, Papua akan damai secara perlahan dengan kepastian kesejahteraan.
Sumber : beritasatu.com